15 September 2025 | Berita
Jakarta, 13 September2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mendorong rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA) melalui optimalisasi penetrasi tabungan haji. Langkah ini diambil untuk mengajak masyarakat mempersiapkan dana haji yang besar sejak dini, tanpa khawatir biaya administrasi bulanan.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan “Tabungan haji menjadi salah satu fokus kami sebagai bank syariah untuk berkontribusi meningkatkan literasi persiapan dana haji masyarakat. Hari ini kami berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk bersama mendorong penetrasi layangan keuangan syariah yang komprehensif",ujarnya.
Dalam awalan kerjasama ini, BSI dan Kemensetneg menyepakati payroll sebagai entry layanan keuangan syariah khususnya untuk pegawai.
Saat nasabah sudah payroll, maka akan lebih mudah mengatur cashflow rencana tabungan hajinya.
Sampai dengan saat ini BSI masih menduduki peringkat pertama dalam pengelolaan Tabungan Haji, dengan total kurang lebih 6,3 juta rekening, sedangkan dari sisi layanan payroll BSI mencatat telah mengelola lebih dari 1,2 juta rekening payroll dengan customer nasabah payroll BSI berasal dari beragam institusi strategis, mulai dari BUMN, ASN, kementerian/lembaga, hingga sektor swasta.
Saat ini BSI menempati peringkat tiga bank nasional terbesar dalam pembayaran gaji aparatur sipil negara.
Payroll juga menjadi awal dengan berbagai layanan keuangan lainnya di BSI, mulai dari pembiayaan konsumer, tabungan emas, cicil emas, hingga investasi syariah dan juga Mitraguna Haji Khusus. Khusus bagi ASN, BSI juga menghadirkan berbagai kemudahan seperti gratis biaya transfer antarbank, fasilitas pembiayaan multiguna, hingga program pembiayaan emas.
Tabungan wadiah di BSI bebas biaya administrasi, sehingga efisien bagi nasabah, serta bisa cukup mudah membuka tabungan dengan 100 ribu rupiah.
Anggoro menambahkan "Langkah ini menjadi salah satu upaya kami mendorong masyarakat untuk mempersiapkan dana haji dengan baik, terutama segmen nasabah pegawai dengan fixed income yang bisa kita optimalisasi lewat payroll",ujarnya.
Kinerja payroll turut mendongkrak pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI.
Pada Maret 2025, DPK tercatat mencapai Rp319,34 triliun, tumbuh 7,40% year-on-year dibandingkan posisi Maret 2024 sebesar Rp297,33 triliun. Dari total tersebut, sekitar 61% merupakan dana murah, dengan tabungan mendominasi 42%, dan tabungan wadiah menyumbang 40% dari total tabungan.
Melihat tren positif tersebut, Anggoro optimis pertumbuhan payroll BSI akan tetap mencatat kinerja positif di tahun ini. Hal ini juga didukung oleh posisi strategis BSI sebagai bank operasional pemerintah dan mitra resmi berbagai kementerian serta lembaga negara dalam pengelolaan rekening gaji.
"Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll menjadi langkah efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan. Serta dari sisi profil risiko yang sehat dan terukur saat nasabah melakukan pembiayaan,” pungkas Anggoro.