22 Agustus 2025 | Berita
Jakarta, 20 Agustus 2025. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan ekonomi syariah.Hal ini diwujudkan dalam langkah strategi perseroan menjadikan BSI sebagai leading sharia bank di Indonesia. Saat ini BSI telah masuk dalam jajaran Top 10 Sharia Global Bank kategori market capitalization.
Pemerintah bertekad menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia pada 2029, dimana dalam sesi Leaders Insight yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan enam inisiatif strategis nasional guna mendukung transformasi eksyar.
Sejalan dengan dukungan positif dari Pemerintah, Wakil Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan sebagai bank syariah terbesar, BSI mendukung penuh harapan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.
Bob menegaskan BSI pasti akan ambil peran dalam mewujudkan ekspektasi tersebut. “BSI akan fokus kepada tiga agenda besar. Yakni, Penguatan Halal Value Chain, Pengembangan Keuangan Syariah dan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah.
BSI, kata Bob, memiliki peran strategis dalam agenda besar tersebut. Kehadiran BSI diharapkan menjadi kekuatan ekonomi syariah baru untuk mendorong ekonomi Indonesia yang lebih besar.
“Ekonomi syariah diharapkan menjadi simbol kedaulatan ekonomi bangsa. Melalui pengembangan Ekosistem Halal, BSI mendukung seluruh segmen baik Wholesale maupun UMKM untuk bersama meningkatkan Halal Value Chain. Melalui produk dan layanan keuangan syariah yang inovatif dan mendorong BSI sebagai Top of Mind Bank Syariah di Indonesia dan sejajar dengan bank syariah tatanan global”, ujar Bob.
Dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan enam inisiatif ekonomi syariah. Yakni, inisiatif pertama, Gerbang Santri (Gerakan Pengembangan Pesantren dan Rantai Nilai Halal) untuk memperkuat kemandirian ekonomi pesantren sehingga dapat menjadi bagian dari rantai ekosistem halal. Kedua, JAWARA Ekspor (Jaringan Wirausaha Syariah Mendorong Ekspor), untuk meningkatkan ekspor produk halal dengan membangun integrasi sistem informasi pendukung ekspor halal, sinergi penguatan akses pasar, dan penguatan kerja sama internasional sektor perdagangan produk halal. Ketiga, yaitu GEMA Halal (Gerakan Berjamaah Akselerasi Halal), dilakukan untuk mengakselerasi rantai nilai halal, melalui peningkatan produk bersertifikasi halal. Sebagai upaya mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah, Bank Indonesia juga menggagas inisiatif keempat dan kelima, yaitu SAPA Syariah (Sinergi Perdagangan dan Pembiayaan Syariah) dan KANAL ZISWAF (Kolaborasi Nasional Pengembangan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf). Adapun inisiatif keenam, LENTERA EMAS (Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah menuju Indonesia Emas) difokuskan pada berbagai program literasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani juga mengatakan menekankan pentingnya sektor keuangan syariah yang kuat untuk mendukung komitmen Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Pangsa aset keuangan syariah yang saat ini mencapai sebesar 51,42%, perlu terus ditingkatkan terutama pada instrumen keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan seperti SUKUK hijau dan cash waqf - linked Sukuk (CWLS).